Senin, 02 November 2020

STANDAR INTROSPEKSI

STANDAR INTROSPEKSI
Bagaimana caranya mengetahui kesalahan kita tanpa ada yang memberi tahu? Memikirkannya sendiri atau menunggu "celaka karena perbuatan sendiri" sehingga sadar dengan kesalahan yang telah dilakukan. Cara kedua sungguh menyakitkan dan tidak kita inginkan. Kita bahas cara pertama saja, introspeksi.

Cara
Introspeksi bisa dengan melihat diri sendiri. Setelah melihat diri, terkadang saya masih tidak tahu apa yang salah. Ternyata saya terpengaruh oleh persepsi diri saya sendiri. Mudahnya, saya menganggap diri saya baik sehingga kejelekanku juga saya anggap baik. Untuk menghindari ini, saya perlu standar kebaikan.

Masalah 1
Standar kebaikan yang bisa digunakan dalam introspeksi itu, punya banyak versi. Misalnya: agama, adat, etika, hukum, perasaan, kemanusiaan, kesehatan, keindahan, kegunaan, materi finansial, dan rasa senang. 

Masalah 2
Kemudian ternyata berbagai standar kebaikan itu tidak selalu berjalan beriringan. Misalnya: aktivitas ini menyenangkan tapi menghabiskan uang, makanan ini enak tapi tidak baik untuk kesehatan, perbuatan ini menambah kekayaan tapi jahat, benda itu indah tapi tidak berguna atau bertentangan dengan agama, dan lain sebagainya.

Solusi
Akhirnya, standar itu diurutkan sesuai skala prioritas atau kemuliaan. Misalnya: kesehatan, keuangan, dan adat didahulukan daripada rasa senang. Setelah itu, kegunaan didahulukan daripada keindahan. Di atas semuanya, kepentingan agama didahulukan daripada kepentingan dunia ketika saling bertentangan (tentu saja bagi orang yang mementingkan akhirat daripada dunia). Ini -mungkin- namanya self perception.

Hambatan
Dalam perjalanan hidup, urutan standar ini bisa berubah-ubah. Tergantung situasi, kepentingan, kepercayaan diri, kekecewaan, iming-iming, dan lain-lain. Oleh karena itu, orang yang Perinsipnya masih belum kuat, akan mudah berubah.

Alternatif lain
Sebenarnya, ada cara lain untuk mengetahui kesalahan diri tanpa introspeksi atau tanpa menunggu kerugian/musibah. Yakni: refleksi kepada alam atau orang lain. Caranya melihat harmoni alam dan menirunya. Bisa juga melihat orang yang bertingkah buruk lalu kita menjauhi tingkah itu. Bisa juga melihat orang yang bertingkah baik lalu kita menirunya. Namun, lagi-lagi terdapat ketidakjelasan, orang baik itu seperti apa. Beda orang, beda penilaiannya.

Minggu, 01 November 2020

Dampak Negatif Membicarakan Agama

Dampak Negatif Membicarakan Agama
Aku curiga bahwa menerangkan agama kepada orang lain, dapat membuat kita merasa sebagai orang baik. Akibatnya, kita tidak fokus memperbaiki diri dan membenahi masalah kita. 

Data
Beberapa kali, aku merasakannya. Misalnya saya sibuk menulis di FB tapi tidak mengerjakan skripsi. Contohnya lagi, saya bisa membuat gambar berisi hadits/ayat selama satu jam tapi tidak mencuci baju atau membersihkan ruangan. Misalnya lagi, aku memberi nasehat atau menerangkan agama di kelas atau pengajian tapi aku lupa dengan dosaku sebelumnya atau aku tetap melakukan dosa setelahnya. Betapa anehnya, saya mengurusi orang lain yang juga belum tentu mau diurus dan mengesampingkan diri sendiri. 

Analisa
Keadaan ini mirip maladaptasi. Katak yang diletakkan dalam panci yang dipanaskan dengan api kecil, mirip dengan orang yang sibuk bicara agama dalam keadaan belum menyelesaikan masalah dan aibnya. Katak dan orang itu sama-sama merasa nyaman saja. Kemudian orang itu tersiksa dengan kejelekan pribadinya dan masalahnya seperti katak tadi yang lama-lama terebus oleh air panas.

Kesimpulan dari contoh-contoh itu, memang membuktikan kejelekan membicarakan agama. Namun, setelah ku kritisi, ternyata dampak negatif ini ada di idiologi lain. Misalnya politikus yang ngomongin janjinya. Akhirnya, saya pun mengambil kesimpulan bahwa bias citra diri ini sudah jadi hukum alam bagi manusia.

Aku pun mencari penelitian tentang hubungan antara agama dan self perception (konsep diri atau citra diri) dengan Google scholar. Aku mendapati dua penelitian lama era 80-an. Dua penelitian itu justru mengatakan bahwa agama memberi dampak positif pada self perception dan self esteem. Namun, dampak positifnya tidak langsung, tidak besar, dan berlaku pada pemeluk yang taat di daerah yang penduduknya menghargai prinsip agama tersebut. Ya, akhirnya self perception dan self esteem kembali berakar pada penerimaan dan penghargaan.

Kesimpulan
1. Menerangkan agama dapat membuatmu merasa jadi orang baik dan benar.
2. Efek merasa baik dan benar ini bukan hanya ketika menerangkan agama tapi juga idiologi dan perinsip lain di daerah yang menghargai idiologi atau perinsip tersebut.
3. Perasaan sudah baik dan benar ini disebabkan karena kamu mendapat penghargaan di daerah yang menghargai apa yang kamu utarakan.

Saran
Selesaikan masalah kepribadian dan tanggungjawabmu sebelum bicara agama.

Selasa, 29 September 2020

SHALAT DENGAN SEUTUHNYA

SHALAT DENGAN SEUTUHNYA
Awalnya saya bertanya kepada Yai Muthohharun tentang dorongan untuk maksiat. Kemudian tentang pengaruh setan terhadap dorongan maksiat. Lalu tentang efektivitas dzikir saat maksiat padahal kita bisa dzikir sambil maksiat. Akhirnya pembicaraan berakhir dengan shalat harus dengan seluruh unsur dalam diri kita, yakni: tanah, api🔥, udara, air, nafsu, dan tujuh lathaif.

Ceritanya sudah lama sih, jadi saya tidak ingat secara pasti. Namun, biar ilmu ini tidak habis dan tidak terlupakan olehku, sebaiknya saya tulis.

Saya: saat sedang sangat ingin maksiat, sebenarnya itu didorong oleh nafsu atau setan?

Yai: (saya lupa beliau jawab apa kemudian beliau menerangkan macam-macam nafsu lalu menyuruh untuk melatih nafsu sampai jadi muthmainnah).

Saya: apakah setan berpengaruh? Bisa mendorong kita bermaksiat? Bukan kah itu  nafsu kita sendiri?

Yai: Bisa. Bukankah haditsnya
إن الشيطان يجري من الإنسان مجرى الدم
(Setan berjalan di dalam tubuh manusia melalui pembuluh darah. Lihat Sahih Muslim)

Saya: Enggeh. Bagaimana membedakan dorongan maksiat ini dari nafsu atau dari setan?

Yai: Di Minhajul Abidin kan sudah dijelaskan. (Saya disuruh baca oleh Yai)
Saya: punten, pripun? (Saya tahu tapi tidak saya baca)

Yai: Kalau dorongan itu terjadi terus-menerus, maka dorongan itu dari nafsu. Kalau dorongan itu tidak terus-menerus , kadang punya kesempatan maksiat tapi tidak ada dorongan, kadang dorongan itu muncul, maka artinya dorongan itu dari setan.

Saya: bagaimana mengatasi gangguan setan tersebut?

Yai: setan terus mengganggu ...

Ust Hamzah: nikah maula, hhhhh

Saya: nanti ganti tergoda dengan cewek lain.

Yai: ya, betul itu. Setan mencari banyak celah
(قَالَ فَبِمَاۤ أَغۡوَیۡتَنِی لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَ ٰ⁠طَكَ ٱلۡمُسۡتَقِیمَ ۝  ثُمَّ لَـَٔاتِیَنَّهُم مِّنۢ بَیۡنِ أَیۡدِیهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَیۡمَـٰنِهِمۡ وَعَن شَمَاۤىِٕلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَـٰكِرِینَ)
(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,
kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
-Surat Al-A'raf ayat 16 - 17)

Dalam masalah ini sampai ada hadits yang menjelaskan bahwa jika kita tertarik dengan perempuan, maka kita pulang ke rumah dan jima' dengan istri. Alasannya karena sama.
(Haditsnya adalah
صحيح مسلم  كتاب : النكاح.  | باب : ندب من رأى امرأة، فوقعت في نفسه إلى أن يأتي امرأته. 

1403 ( 10 ) وَحَدَّثَنِي  سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ ، حَدَّثَنَا  الْحَسَنُ بْنُ أَعْيَنَ ، حَدَّثَنَا  مَعْقِلٌ ، عَنْ  أَبِي الزُّبَيْرِ ، قَالَ : قَالَ  جَابِرٌ  : سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ :  " إِذَا أَحَدُكُمْ أَعْجَبَتْهُ الْمَرْأَةُ، فَوَقَعَتْ فِي قَلْبِهِ، فَلْيَعْمِدْ إِلَى امْرَأَتِهِ ؛ فَلْيُوَاقِعْهَا ؛ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ ".صحيح مسلم ( 1403 )، سنن أبي داود ( 2151 )، سنن الترمذي ( 1158 )، مسند أحمد ( 14537, 14672, 14744, 15248 ).)

Saya: bagaimana mengatasi gangguan setan?

Yai: Dzikir, ingat Allah.
(Dasarnya adalah ayat berikut:
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ نَزۡغٞ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِۚ إِنَّهُۥ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
-Surat Al-A'raf, Ayat 200
تفسير القرطبي
فِيهِ مَسْأَلَتَانِ: الْأُولَى- لَمَّا نَزَلَ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿خُذِ الْعَفْوَ﴾ قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: "كَيْفَ يَا رَبِّ وَالْغَضَبُ" فَنَزَلَتْ: "وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ ٢٠٠" وَنَزْغُ الشَّيْطَانِ: وَسَاوِسُهُ. وَفِيهِ لُغَتَانِ: نَزْغٌ وَنَغْزٌ، يُقَالُ: إِيَّاكَ وَالنَّزَّاغَ وَالنَّغَّازَ، وَهُمُ الْمُوَرِّشُونَ . الزجاج: النزغ أدنى حركة تكون، ومن الشَّيْطَانِ أَدْنَى وَسْوَسَةٍ. قَالَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ: شَهِدْتُ عُثْمَانَ وَعَلِيًّا وَكَانَ بَيْنَهُمَا نَزْغٌ مِنَ الشَّيْطَانِ فَمَا أَبْقَى وَاحِدٌ مِنْهُمَا لِصَاحِبِهِ شَيْئًا، ثُمَّ لَمْ يَبْرَحَا حَتَّى اسْتَغْفَرَ كُلٌّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا لِصَاحِبِهِ. وَمَعْنَى (يَنْزَغَنَّكَ) ٢٠٠: يُصِيبَنَّكَ وَيَعْرِضُ لَكَ عِنْدَ الْغَضَبِ وَسْوَسَةٌ بِمَا لَا يَحِلُّ.
(فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ) ٢٠٠ أَيِ اطْلُبِ النَّجَاةَ مِنْ ذَلِكَ بِاللَّهِ. فأمر تعالى أن يدفع الْوَسْوَسَةُ بِالِالْتِجَاءِ إِلَيْهِ وَالِاسْتِعَاذَةِ بِهِ، وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى. فَلَا يُسْتَعَاذُ مِنَ الْكِلَابِ إِلَّا بِرَبِّ الْكِلَابِ. وَقَدْ حُكِيَ عَنْ بَعْضِ السَّلَفِ أَنَّهُ قَالَ لِتِلْمِيذِهِ: مَا تَصْنَعُ بِالشَّيْطَانِ إِذَا سَوَّلَ لَكَ الْخَطَايَا؟ قَالَ: أُجَاهِدُهُ. قَالَ: فَإِنْ عَادَ؟ قَالَ: أُجَاهِدُهُ. قَالَ: فَإِنْ عَادَ؟ قَالَ: أُجَاهِدُهُ. قَالَ: هَذَا يَطُولُ، أَرَأَيْتَ لَوْ مَرَرْتَ بِغَنَمٍ فنبحك كلبها ومنع مِنَ الْعُبُورِ مَا تَصْنَعُ؟ قَالَ: أُكَابِدُهُ وَأَرُدُّهُ جَهْدِي. قَالَ: هَذَا يَطُولُ عَلَيْكَ، وَلَكِنِ اسْتَغِثْ بِصَاحِبِ الْغَنَمِ يَكُفُّهُ عَنْكَ. الثَّانِيَةُ- النَّغْزُ وَالنَّزْغُ وَالْهَمْزُ وَالْوَسْوَسَةُ سَوَاءٌ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:" وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزاتِ الشَّياطِينِ "وَقَالَ:" مِنْ شَرِّ الْوَسْواسِ الْخَنَّاسِ ". وَأَصْلُ النَّزْغِ الْفَسَادُ، يُقَالُ: نَزَغَ بَيْنَنَا، أَيْ أَفْسَدَ. وَمِنْهُ قَوْلُهُ:" نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي "أَيْ أَفْسَدَ. وَقِيلَ: النَّزْغُ الْإِغْوَاءُ وَالْإِغْرَاءُ، وَالْمَعْنَى مُتَقَارِبٌ. قُلْتُ: وَنَظِيرُ هَذِهِ الْآيَةِ مَا فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: (يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ لَهُ مَنْ خَلَقَ كَذَا وَكَذَا حَتَّى يَقُولَ لَهُ مَنْ خَلَقَ رَبُّكَ فَإِذَا بَلَغَ ذَلِكَ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ).

Saya: Bagaimana dzikir bisa berefek sedangkan kita bisa istighfar sambil tetap bermaksiat?

Yai: Ya, dzikirnya bukan dzikir lisan saja tetapi dzikir yang khusyuk, dzikir yang hatinya ikut hadir. Kita shalat itu harus "semua unsur diri kita ikut sholat". Unsur-unsur dalam diri kita harus ikut shalat. Tanah, api, udara, angin, nafsu/lathifatun nafs, lathifatun qalb, lathifatun ruh, lathifatun sirr, lathifatul khafi, lathifatul akhfa, (saya lupa), harus ikut shalat.

Rabu, 23 September 2020

DIARY: 25 Tahun 11 Bulan 4 Minggu

DIARY: 25 Tahun 11 Bulan 4 Minggu
Satu hari lagi kematianku yang ke dua puluh enam. Aku masih sempat bermaksiat.

Mulai Minggu ini, in syaa Allah, kamu akan melihat tulisan2ku secara rutin. Judulnya akan dibakukan dengan format umur hidupku di bumi tuhan. Aku minta maaf pada Allah, karena menggunakan tanahnya untuk bermaksiat padanya.

Di setiap Minggu, in syaa Allah, saya berniat akan menceritakan apa yang kuhabiskan dari umur ini. Ya, sekalian introspeksi. Idenya sih biar aku tahu selama ini aku ngapain aja. 26 tahun itu lama loh tapi saya tidak ingat kecuali sedikit saja. Kan bahaya? Ibarat uang nih: kamu belanja banyak tanpa sadar tadi belanja apa saja dan nggak tau limit (batas) kartu kreditmu berapa.

(یَوۡمَ یَبۡعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِیعࣰا فَیُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوۤا۟ۚ أَحۡصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ شَهِیدٌ)
Pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu), meskipun mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
[Surat Al-Mujadilah 6]

Selasa, 18 Agustus 2020

Skripsi Perceraian karena Faktor Ekonomi

Skripsi Perceraian karena Faktor Ekonomi

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui konsep perceraian karena faktor ekonomi menurut KHI dan fiqih; (2) mengetahui lebih dalam tentang hubungan kemiskinan dan perceraian; (3) mengetahui status mashlahah dalam perceraian karena faktor ekonomi.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian menggunakan data sekunder perceraian tahun 2008-2016 dari PA Jombang dan data keluarga pra sejahtera tahun 2004-2015 dari BPS Kabupaten Jombang. Data diolah dengan menggunakan analisis korelasi Spearman Rank. Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan mencari nilai koefisien korelasi spearman (ρ). Kemudian hasil statistik deskriptif dan statistik asosiatif dijadikan nilai kepastian, keumuman dan dharuriyat mashlahah dalam rangkaian uji kelayakan pengamalan mashlahah mursalah.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan berlawanan dengan kekuatan rendah (-0,5) antara jumlah keluarga pra sejahtera dengan jumlah perceraian karena faktor ekonomi di Kabupaten Jombang. Hubungan ini memiliki taraf kepercayaan 88,3% atau alpha 0,117. Artinya, hubungan ini dinyatakan sebagai kebetulan yang terjadi selama tahun 2008-2015 & tidak signifikan (belum layak digeneralisir di tahun-tahun yang lain). Hasil ini membuat perceraian karena faktor ekonomi tidak lolos uji kepastian mashlahah. Meskipun perceraian ini dapat menjadi mashlahah bagi individu tertentu namun perceraian ini tidak memenuhi syarat keumuman mashlahah karena banyak keluarga pra sejahtera yang tidak bercerai karena faktor ekonomi. Selain itu, bila perceraian ini dilihat dari konsep penceraian karena nafkah dalam fiqh, maka uji kesesuaian nash menunjukkan bahwa perceraian karena faktor ekonomi adalah mashlahah mulghah (tidak dipakai). Sedangkan bila dilihat dari konsep syiqaq dalam fiqh, maka perceraian karena faktor ekonomi yang menjurus pada saling caci dan pukul adalah mashlahah mu’tabarah yang diperbolehkan.

Akhirnya, perlu peraturan tambahan tentang perceraian karena faktor ekonomi yang diadaptasi dari fiqih. Langkah pencegahan juga perlu, yakni dengan menggalakkan koseling keluarga dan bimbingan keluarga sakinah. Disamping itu, keadaan ekonomi para janda patut diperhatikan.

Maulanida. Skripsi. 2017. Hubungan antara Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dengan Jumlah Perceraian karena Faktor Ekonomi di Pengadilan Agama Kabupaten Jombang (Analisis Mashlahah Mursalah Dengan Statistik). Skripsi, Jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syari’ah Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng. Pembimbing: Masrokhin, M.HI.


Kata Kunci: Keluarga. Mashlahah. Perceraian. Sejahtera.


Skripsi lengkap: unduh 

Kamis, 13 Agustus 2020

TAK BISA MELIHAT

Allah, mata kiri saya sudah tidak bisa melihat. Jika aku duduk dan melihat layar komputer yand ada di meja, aku tidak bisa melihat tulisannya. Mata kanan saya juga mulai tidak bisa melihat dengan jelas. Tulisan itu tak bisa dilihat oleh mata kananku kecuali aku mencondongkan badan ke depan. Ini tanpa kaca mata.

Alhamdu lillah, jika memakai kacamata aku masih bisa melihat dengan mata kanan. Entah kapan aku tak bisa melihat lagi. Aku harus menyukuri saat-saat yang tersisa ini. Maaf, kalau aku pakai untuk maksiat. Hehehe, aku tak berguna ya? Sorry...Sorry...

17.00
13 Agustus 2020

Sabtu, 08 Agustus 2020

MUKJIZAT ILMIAH ALQURAN: Asalnya Matahari tidak Bersinar

Sudah lama, saya tidak membaca Al-Qur'an. Ternyata saya masih di juz sebelas, awal surat Yunus. Saya pun mulai membaca namun baru mengaji lima ayat, saya berhenti.

وجعل الشمس ضياء..
"Dan Dia menjadikan mentari bersinar..."

Saya tertegun kenapa Tuhan memilih kata ja'ala (menjadikan) matahari bersinar. Kenapa bukan khalaqa (menciptakan) matahari bersinar?


Ja'ala dan khlaqa berbeda. Kalau khalaqa, maka maksudnya Allah mencipta matahari yang sekarang bersinar dari ketiadaan.* Kalau ja'ala, berarti dulu matahari tidak bersinar. Saya bergumam dalam hati, "Apakah benar: matahari dulu tak bersinar?" 

OK. Bagaimana cara mengetahuinya? Berhubung saya bukan ilmuan dan tidak punya ilmu spesialnya, maka google saja.


Web National Geographic Indonesia menulis:
"Seperti semua bintang, Matahari terbentuk dari awan gas dan debu yang mengerut. Partikel gas di tepi luar awan itu, atau nebula, mulai jatuh ke pusat, dan gravitasi partikel-partikel ini bersama-sama menarik atom lebih banyak lagi. Selama 10 juta tahun, awan gas itu bertambah mampat dan panas. Kemudian suatu perubahan penting terjadi pada intinya. Karena tarikan gravitasi, tekanan yang makin besar memaksa inti-inti atom berpadu dalam proses fusi nuklir, dan mengeluarkan energi sangat besar. Begitu api intinya menyala, Matahari telah menjadi bintang."

Mari kita baca lagi ayatnya:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْس ضِياء والقَمَر نُورًا وقَدَّرَهُ مَنازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَد السِّنِينَ والحِساب ما خَلَقَ اللَّه ذَلِكَ إلّا بِالحَقِّ يُفَصِّل الآيات لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."

Tafsir Jalalain untuk ayat ini sebagai berikut:
﴿هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْس ضِياء﴾ ذات ضِياء أيْ نُور ﴿والقَمَر نُورًا وقَدَّرَهُ﴾ مِن حَيْثُ سَيَّرَهُ ﴿مَنازِل﴾ ثَمانِيَة وعِشْرِينَ مَنزِلًا فِي ثَمان وعِشْرِينَ لَيْلَة مِن كُلّ شَهْر ويَسْتَتِر لَيْلَتَيْنِ إنْ كانَ الشَّهْر ثَلاثِينَ يَوْمًا أوْ لَيْلَة إنْ كانَ تِسْعَة وعِشْرِينَ يَوْمًا ﴿لِتَعْلَمُوا﴾ بِذَلِكَ ﴿عَدَد السِّنِينَ والحِساب ما خَلَقَ اللَّه ذَلِكَ﴾ المَذْكُور ﴿إلّا بِالحَقِّ﴾ لا عَبَثًا تَعالى عَنْ ذَلِكَ ﴿يُفَصِّل﴾ بِالياءِ والنُّون يُبَيِّن ﴿الآيات لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ﴾ يَتَدَبَّرُونَ


_____________________
*Makna khalaqa
"خَلَقَ" مَعْنَاهُ اخْتَرَعَ وَأَوْجَدَ بَعْدَ الْعَدَمِ. وَقَدْ يُقَالُ فِي الْإِنْسَانِ: "خَلَقَ" عِنْدَ إِنْشَائِهِ شَيْئًا
(tafsir al-Qurthuby untuk Al-Baqarah: 29)

**https://www.google.com/amp/s/nationalgeographic.grid.id/amp/13300263/bagaimana-proses-terbentuknya-matahari

Minggu, 02 Agustus 2020

PENGANGGURAN TERSELUBUNG

Aku mungkin adalah pengangguran terselubung. Sebab, saya merasa bisa dipecat untuk perampingan pegawai.
Tiga Macam Pengangguran
Teorinya begini, pengangguran dibagi menjadi tiga: pengangguran terbuka, setengah menganggur, dan pengangguran terselubung. (1) Pengangguran terbuka adalah orang yang masih di usia produktif tapi tidak bekerja dan mencari kerja. (2) Setengah menganggur adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Sedangkan (3) pengangguran terselubung adalah orang yang berpotensi akan menganggur karena bekerja tidak sesuai bidang/kemampuannya atau bekerja di tempat yang terlalu banyak mengangkat pegawai untuk mengerjakan suatu hal.

Seni Masa bodoh
Aku menyadari ketidakpentinganku dan saya menerima itu. Sikap ini berguna untukku sehingga saya tetap menjalankan tugasku dan tidak feeling upset (merasa murung). Sikap ini juga melepaskan pikiranku untuk mencari apa yang bisa kulakukan di pekerjaanku dan inovasi baru.

Fungsi Pengorganisasian
Nyatanya, saya tidak maksimal dalam tugas pokokku. Saya cenderung mengurusi hal-hal lain di luar tugas standar bagi pegawai fungsional (bukan struktural) di bidang ini. Hal ini menunjukkan adanya disfungsi tupoksi (entah apa istilahnya) dalam organisasi.

Evaluasi Berkala
Di sisi lain, ternyata tidak ada evaluasi tugas sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur). Yang penting saya hadir dan kehadiran saya dijadikan dasar penghitungan upah. Enak ya kerja begini? (Karena "bukan kerja") namun jika ada acara tertentu, tiba-tiba tugas jadi banyak untuk mendukung kesuksesan acara/agenda tersebut. Ini pun ada hitungan ceperan uangnya. Salahsatu senior berkata, "Kita haris bergerak dan menyadari tugas kita sendiri, kalau tidak, maka bisa-bisa pekerjaan itu terbengkalai."

Durasi Kerja
Aslinya, saya hanya wajib hadir sekitar 6,5 jam × 2 + 3,5 jam × 3 = 23,5 jam seminggu. Itu sudah ditambah, loh. Saya merasa tidak nyaman dengan rasa seperti makan gaji buta (tidak kerja tapi digaji) dan ber-enak-enakan dengan mengikuti alur yang ada padahal saya tahu bahwa alur itu jauh dibawah standar profesional yang berlaku umum. Oleh karena itu, saya berusaha datang dari pagi sampai sore (8 jam) dan bekerja sesuai lazimnya (standar profesional umum). 

Jika keadaan saya dinilai berdasar teori pengangguran di awal tulisan ini, maka saya juga termasuk setengah menganggur. Itu tidak apa-apa sih di budaya uang berlaku disini. Untuk mengatasi status setengah menganggur, banyak orang bekerja di dua tempat atau lebih. Di samping itu, mereka juga bisa dapat penghasilan lebih banyak (atas izin tuhan juga, mungkin).

Karena hampir tidak ada beban kerja yang berulang, maka kamu bisa mendapati saya bersantai, tidak melakukan apa-apa, dan sibuk melakukan hal yang tidak berkontribusi. Sering saya menghabiskan waktu berjam-jam mencari/mempelajari apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya. Bisa juga, saya mengisinya dengan pengembangan untuk diriku pribadi. Jeleknya -dari sudut moral-, aku diberi uang dari orang-orang yang bekerja real untuk membayar lembaga/tempat saya. Sungguh ini adalah tatanan yang tidak sehat karena tidak terjadi pertukaran "manfaat".

Kesimpulan
Orang setengah menganggur dan penganggur terselubung bekerja di tempat kerja yang (1) pembagian/penentuan tugas struktur organisasinya tidak berfungsi; (2) tidak ada evaluasi berkala; (3) jam kerja pendek; serta (4) di-isi orang setengah menganggur, part time, dan pengangguran terselubung lainnya. 

Peringatan
• Kesimpulan ini tidak bisa digeneralisir tapi bisa diproyeksikan kepada keadaan sosial yang serupa.
• Inefisiensi ini bisa dibilang mubadzdzir. Mubadzdzir merupakan perbuatan yang buruk.

اللهم ارزقني حبك وحب من ينفعني حبه عندك وما رزقتني مما أحب فاجعله قوة لما تحب وما زويتني عما أحب فاجعله فراغا فيما تحب. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين. والحمد لله رب العالمين. آمين.

Kamis, 21 Mei 2020

TERAS TOKO MALAM ITU

Nakamura tiba-tiba duduk di sebelah gelandangan. Dia bertanya, "Aku tahu kamu kesepian. Aku menawarkan sebuah kesempatan. Aku punya uang lima jutaan. Kamu bisa pakai itu untuk hidup normal selama sebulan."

Gelandangan itu terkejut bahagia. Ia tak tahu apa yang baru menyambar Nakamura. Nakamura benar-benar lebih layak disebut gila daripada dia. Dia peluk erat tubuh Nakamura di tengah kegelapan teras toko di sebelah jalan raya.

Nakamura baru saja patah hatinya. Tanpa lama-lama, dia ambil tabungannya yang tak berharga lagi di matanya. Dia berikan ke orang yang lebih sering patah hati daripada dirinya. "Jika aku tak bisa berbahagia dengan uang ini, orang lain harus bisa", begitu pikirnya.

Nakamura pulang ke kontrakannya. Dia rebahkan tubuhnya dan tidur dengan hati remuk redam.

"Bodoh kamu", kata temannya, "Jangan berikan semuanya, ini masih korona. Nanti, kau bisa memakainya untuk kebutuhanmu atau memperbaiki penampilanmu atau mengembangkan usaha. Penghasilanmu bertambah dan kau tak akan lagi menjadi hina."

Nakamura diam seribu bahasa.

***

Aku duduk sendirian di teras toko yang sudah tutup. Aku memejamkan mata, mencoba tak peduli dengan segala keberuntungan orang-orang yang lalu-lalang di depanku malam itu. Entah kapan terakhir kali aku keluar rumah dengan badan bersih dan baju bagus seperti mereka. Entah kapan terakhir kalinya aku berjalan dengan teman atau saudara. Aku tak mau lagi memikirkan mereka, membuatku merasa semakin tak berguna. Mataku semakin sayu dan kesadaranku pergi entah kemana.

Tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku. Dia duduk disebelahku, berbicara. Dia menyuruhku hidup normal. Lalu ia berikan amplop uang lima juta empat ratus ribu. Aku memeluknya erat sekali karena bahagia.

Itulah malam titik balik hidupku. Aku pakai uang tiga juta untuk sewa kontrakan setahun agak jauh dari sana. Limaratus ribu untuk beli dua baju, celana, dan alat kebersihan. Enam ratus untuk makanan satu bulan dan sisanya kubawa ke pasar setiap pagi buta.

Aku beli sayur dari petani dan tengkulak yang datang ke pasar sebelum fajar. Lalu aku jual lagi saat matahai terbit. Begitu setiap hari. 

Akhirnya aku memilih berjualan buah di toko kecil ini. Setelah satu tahun mencari pelanggan, uang satu juta berputar tiap hari disini. Keuntunganku 400 ribu perhari. Oh, atas keberuntungan dalam hidupku ini, aku berharap tuhan memberkati dia yang duduk disampingku malam itu. Kuharap dia pun beruntung dalam hidupnya.

Selasa, 12 Mei 2020

PENYALAHGUNAAN AGAMA

Dan, ilmu agama pun menolak
Untuk dijadikan selain akhirat
Sehingga tak ada pahala, 
Tak ada kedamaian,
Tak ada kedekatan dengan tuhan,
Di agama kepura-puraan 

Posting agama seharusnya berpahala
Tapi pahalanya hanya like saja
Karena dunia tujuannya

Ajaran agama harusnya
Membimbing kepada yang maha damai
Tapi ternyata berisik
Karena jadi kedok cari pamor dan kursi politik

Beragama harusnya berinteraksi dengan tuhan
Tapi ternyata hanya interaksi debat pikiran
Hanya ritus kebiasaan
Hanya alasan biar merasa lebih baik daripada orang-orang 

Kalau ada orang beragama, tetap disalah-salahkan
Ada saja yang kurang
Karena memang agama jadi pembenar "aku lebih baik daripada kalian"

Rabu, 06 Mei 2020

MELATIH PRODUKTIF

Produktif dan tidak produktif adalah permainan. Anak menjadi produktif karena memainkan mainan yang produktif. Sedangkan anak yang tidak produktif, memainkan mainan yang menghabiskan waktunya tanpa hasil yang bermanfaat. 

Permainan ini bisa diproyeksikan pada hal-hal yang bukan mainan, bila dapat meeringankan hajat manusia dan dapat menimbulkan kebaikan/keburukan yang nyata. Misalnya: bermain dengan adek samadengan membantu orang tua mengasuh anak, memancing samadengan belajar bekerja versi masyarakat nomaden yang berburu, dan membuat rumah-rumahan dengan pasir samadengan belajar tatakelola kota.

Kemarin aku berpikir bahwa untuk menjadi produktif, butuh biaya lebih banyak daripada menjadi tidak produktif. Contohnya: bisnis perlu modal kapital sedangkan menjadi pengangguran tidak perlu modal kapital. 

Walau demikian, menjadi tidak produktif, bisa jadi lebih mahal daripada menjadi produktif. Misalnya: main media sosial untuk kesenangan, butuh hp, pulsa, penyedia jaringan kabel optik, BTS, dan satelit) sedangkan baca "buku", butuh buku. Sosial media hanya sekali pakai sedangkan buku bisa berkali-kali pakai. Contoh lain: main media sosial vs bersih-bersih kamar.

Kemudian intinya dimana? Anak perlu sering-sering diajak bermain yang memproduk manfaat. Misalnya: bantu emak jalan-jalan ke pasar beli kebutuhan harian, ke sawah/kebon, bersih-bersih, diajak kerja dll. Tapi semua itu tetap butuh modal, ya?

Kenapa ini perlu dibiasakan? Ada banyak alasan sih. Mudahnya, agar anak menjadi terampil melakukannya. Hanya saja perlu rasanya anak tahu sejak dini bahwa kita diturunkan ke bumi dengan tugas memakmurkan/membangun dunia [hud: 61] dan beribadah kepada Allah [adz-dzariyat: 36]. Tujuan pembiasaan ini agar alasan pertama yang dikenal anak untuk membangun dan menjaga dunia adalah perintah tuhan, bukan nafsu.

اهتمت الحضارة الإسلامية بإعمار الأرض انطلاقًا من المنظور القرآني لوظيفة الإنسان في الكون وفي الحياة؛ وهو الاستخلاف في الأرض لعمارتها وإقامة عبادة الله عز وجل في ربوعها، فالإنسان هو خليفة الله في أرضه؛ قال الله تعالى:﴿وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً﴾ [البقرة: 30]، وقال تعالى: ﴿يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ﴾ [ص: 26] وقال تعالى: ﴿هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ﴾ [هود: 61]
Kutipan arab dari darul ifta' al-mishriyyah.

Rabu, 25 Maret 2020

Unduh Mp3 Al-Quran Per Surat


web download mp3 alquran per surat

Salah satu web download mp3 al-Quran per surat tanpa malware, tanpa redirect ke situs lain adalah suratmp3.com. Pertama kali saya mengaksesnya, saya langsung suka. Cara downloadnya pun mudah.
Kekurangannya, bahasa pengantar webnya pakai bahasa Arab. Itu dulu. Sekarang, web suratmp3.com sudah menyediakan bahasa indonesia sebagai bahasa pengantar. Anda dapat melihatnya dengan link: https://suratmp3.com/id/

Di web suratmp3.com, kita bisa mengunduh murattal al-Quran dari berbagai qari'. Mulai: Syekh Misyari Rasyid al-Afasy, Syekh Sudais, Syekh Suraim, Syekh Nabil Rifa'i, Syekh Said al-Ghamidy, hingga Syekh Jibril. 

Saat mengunduh, kita juga diberi kesempatan memilih kualitas audio bagus atau standar. Sekedar perbandingan, saya mencoba download mp3 surat albaqarah dari Syekh al-Ghamidy dengan kualitas bagus. Ukurannya 108 Mb. Sedangkan kualitas standar, ukurannya 34 Mb. Akhirnya, saya download kualitas standar. Setelah saya dengarkan, ternyata sudah enak. 

Wah, kuota internetku jadi agak bermakna. Biasanya perhari saya habis ±100 mb untuk fb, wa, dan IG tanpa video. Ya, seratus mb itu hanya sekali pakai. Beda dengan download mp3 begini, saya masih dapat merasakan manfaatnya selama file-nya saya putar, nggak saya hapus, baterainya masih ada, dan speakernya masih berfungsi. Alhamdu lillah.

Oh, iya...kalau kita buka web suratmp3.com pakai google chrome atau semacamnya, maka kita langsung mendengar bacaan qari yang kita pilih tanpa download. Jadi kayak streaming atau dengerin dari youtube/sportify begitu. Sedangkan kalau kita buka suratmp3.com pakai opera mini (dengan mode penghematan ekstream), maka tidak ada java yang akan memutar audio otomatis ketika kita pilih qori'. Cara ini lebih hemat bagi saya kecuali saat di tempat wifi. Hehehe ^_^

Saya sempat ragu apakah mendengarkan mp3 al-Quran begini tidak apa-apa. Maksud saya: ketika wahyu tuhan diperdengarkan kemudian kita tidak serius mendengarkan, apakah tidak apa-apa.

Kan ada ayat tuh:
(وَإِذَا قُرِئَ ٱلۡقُرۡءَانُ فَٱسۡتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ)

Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat
[Surat Al-A'raf 204]

Mafhum mukholafahnya berarti kalau kita tidak mendengarkan dengan baik, maka kita tidak dapat rahmat, bahkan mungkin dapat marah. Apakah benar?

Setelah saya cari, ternyata tidak begitu pemahamannya. Kenapa? Karena ayat tersebut turun untuk bacaan sholat (ma'mum sebaiknya mendengarkan bacaan fatihah imam. Setelah imam selesai baca alfatihah, baru ma'mum membaca sendiri alfatihah). Cek tafsir al-Qirthuby:

قِيلَ: إِنَّ هَذَا نَزَلَ فِي الصَّلَاةِ، رُوِيَ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَجَابِرٍ وَالزَّهْرِيِّ وَعُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَيْرٍ وَعَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ وَسَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ. قَالَ سَعِيدٌ: كَانَ الْمُشْرِكُونَ يَأْتُونَ رسول الله ﷺ إذا صَلَّى، فَيَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ بِمَكَّةَ:" لَا تَسْمَعُوا لِهذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ  ". فَأَنْزَلَ اللَّهُ جَلَّ وَعَزَّ جَوَابًا لَهُمْ "وَإِذا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا ٢٠".

".Ternyata saya bacanya kurang lengkap. Menurut Imam al-Qirthuby, ini untuk semua keadaan karena memakai shighat Am.
قُلْتُ: هَذَا فِيهِ بُعْدٌ، وَالصَّحِيحُ الْقَوْلُ بِالْعُمُومِ، لِقَوْلِهِ: "لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ" وَالتَّخْصِيصُ يَحْتَاجُ إِلَى دَلِيلٍ.



وَقَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ أَحْمَدَ فِي فَوَائِدِ الْقُرْآنِ لَهُ: إِنَّ الْمُشْرِكِينَ كَانُوا يُكْثِرُونَ اللَّغَطَ وَالشَّغَبَ تفنتا وَعِنَادًا، عَلَى مَا حَكَاهُ اللَّهُ عَنْهُمْ: "وَقالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ". فَأَمَرَ اللَّهُ الْمُسْلِمِينَ حَالَةَ أَدَاءِ الْوَحْيِ أَنْ يَكُونُوا عَلَى خِلَافِ هَذِهِ الْحَالَةِ وَأَنْ يَسْتَمِعُوا، وَمَدَحَ الْجِنَّ عَلَى ذَلِكَ فَقَالَ:" وَإِذْ صَرَفْنا إِلَيْكَ نَفَراً مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ   "الْآيَةَ. وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ كَعْبٍ الْقُرَظِيُّ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا قَرَأَ فِي الصَّلَاةِ أَجَابَهُ مَنْ وَرَاءَهُ، إِذَا قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، قَالُوا مِثْلَ قَوْلِهِ، حَتَّى يَقْضِيَ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَالسُّورَةِ. فَلَبِثَ بِذَلِكَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَلْبَثَ، فَنَزَلَ:" وَإِذا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ٢٠ "فَأَنْصِتُوا. وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْمَعْنِيَّ بِالْإِنْصَاتِ تَرْكُ الْجَهْرِ عَلَى مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ مِنْ مُجَاوَبَةِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ. وَقَالَ قَتَادَةُ فِي هَذِهِ الْآيَةِ: كَانَ الرَّجُلُ يَأْتِي وَهُمْ فِي الصَّلَاةِ فَيَسْأَلُهُمْ كَمْ صَلَّيْتُمْ، كَمْ بَقِيَ، فَأَنْزَلَ اللَّهِ تَعَالَى:" وَإِذا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا ٢٠

Yah, jadi... mp3 al-Quran tidak patut dipakai semacam lagu background sambil kerja.

Di ayat lain juga disinggung sedikit:

(مَا یَأۡتِیهِم مِّن ذِكۡرٍ مِّن رَّبِّهِم مُّحۡدَثٍ إِلَّا ٱسۡتَمَعُوهُ وَهُمۡ یَلۡعَبُونَ)

Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main
[Surat Al-Anbiya' 2]

Cek tafsirnya juga ya (dari tafsir al-Qurthuby)
"وَهُمْ يَلْعَبُونَ" الواو واو الحال يدل عليه "لاهِيَةً قُلُوبُهُمْ" وَمَعْنَى. "يَلْعَبُونَ" أَيْ يَلْهُونَ. وَقِيلَ: يَشْتَغِلُونَ، فَإِنْ حُمِلَ تَأْوِيلُهُ عَلَى اللَّهْوِ احْتَمَلَ مَا يَلْهُونَ بِهِ وَجْهَيْنِ: أَحَدُهُمَا: بِلَذَّاتِهِمْ. الثَّانِي: بِسَمَاعِ مَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ. وَإِنْ حُمِلَ تَأْوِيلُهُ عَلَى الشُّغْلِ احْتَمَلَ مَا يَتَشَاغَلُونَ بِهِ وَجْهَيْنِ: أَحَدُهُمَا- بِالدُّنْيَا لِأَنَّهَا لَعِبٌ، كَمَا قَالَ اللَّهُ تعالى: ﴿إِنَّمَا الْحَياةُ الدُّنْيا لَعِبٌ وَلَهْوٌ﴾ [محمد: ٣٦]. الثَّانِي: يَتَشَاغَلُونَ بِالْقَدْحِ فِيهِ، وَالِاعْتِرَاضِ عَلَيْهِ. قَالَ الْحَسَنُ: كُلَّمَا جُدِّدَ لَهُمُ الذِّكْرُ اسْتَمَرُّوا عَلَى الجهل وقيل. يستمعون القرآن مستهزئين. قوله تعالى: (لاهِيَةً قُلُوبُهُمْ) أَيْ سَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ، مُعْرِضَةً عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ، مُتَشَاغِلَةً عَنِ التَّأَمُّلِ وَالْتَفَهُّمِ، مِنْ قَوْلِ الْعَرَبِ: لَهَيْتُ عَنْ ذِكْرِ الشَّيْءِ إِذَا تَرَكْتُهُ وَسَلَوْتُ عَنْهُ أَلْهَى لِهِيًّا وَلِهْيَانًا

Yah, akhirnya..memang ini bukan musik buat kerja atau pengantar tidur. Sepantasnya al-Qur'an diperlakukan sesuai peruntukannya. Misalnya buat nemenin murojaah, biar kayak murojaah sama teman. Atau buat ngebantu saat malas baca al-Quran tapi pengen dengar tuntunannya. Atau apa lah begitu yang layak untuk al-Quran.