Minggu, 01 November 2020

Dampak Negatif Membicarakan Agama

Aku curiga bahwa menerangkan agama kepada orang lain, dapat membuat kita merasa sebagai orang baik. Akibatnya, kita tidak fokus memperbaiki diri dan membenahi masalah kita. 

Data
Beberapa kali, aku merasakannya. Misalnya saya sibuk menulis di FB tapi tidak mengerjakan skripsi. Contohnya lagi, saya bisa membuat gambar berisi hadits/ayat selama satu jam tapi tidak mencuci baju atau membersihkan ruangan. Misalnya lagi, aku memberi nasehat atau menerangkan agama di kelas atau pengajian tapi aku lupa dengan dosaku sebelumnya atau aku tetap melakukan dosa setelahnya. Betapa anehnya, saya mengurusi orang lain yang juga belum tentu mau diurus dan mengesampingkan diri sendiri. 

Analisa
Keadaan ini mirip maladaptasi. Katak yang diletakkan dalam panci yang dipanaskan dengan api kecil, mirip dengan orang yang sibuk bicara agama dalam keadaan belum menyelesaikan masalah dan aibnya. Katak dan orang itu sama-sama merasa nyaman saja. Kemudian orang itu tersiksa dengan kejelekan pribadinya dan masalahnya seperti katak tadi yang lama-lama terebus oleh air panas.

Kesimpulan dari contoh-contoh itu, memang membuktikan kejelekan membicarakan agama. Namun, setelah ku kritisi, ternyata dampak negatif ini ada di idiologi lain. Misalnya politikus yang ngomongin janjinya. Akhirnya, saya pun mengambil kesimpulan bahwa bias citra diri ini sudah jadi hukum alam bagi manusia.

Aku pun mencari penelitian tentang hubungan antara agama dan self perception (konsep diri atau citra diri) dengan Google scholar. Aku mendapati dua penelitian lama era 80-an. Dua penelitian itu justru mengatakan bahwa agama memberi dampak positif pada self perception dan self esteem. Namun, dampak positifnya tidak langsung, tidak besar, dan berlaku pada pemeluk yang taat di daerah yang penduduknya menghargai prinsip agama tersebut. Ya, akhirnya self perception dan self esteem kembali berakar pada penerimaan dan penghargaan.

Kesimpulan
1. Menerangkan agama dapat membuatmu merasa jadi orang baik dan benar.
2. Efek merasa baik dan benar ini bukan hanya ketika menerangkan agama tapi juga idiologi dan perinsip lain di daerah yang menghargai idiologi atau perinsip tersebut.
3. Perasaan sudah baik dan benar ini disebabkan karena kamu mendapat penghargaan di daerah yang menghargai apa yang kamu utarakan.

Saran
Selesaikan masalah kepribadian dan tanggungjawabmu sebelum bicara agama.
Previous Post
Next Post

Hai, nama saya Maulanida ^_^ Sudah, gitu aja :D Peace Assalamu alaikum

0 comments: